AYAT
MAKIYYAH DAN MADANIAH
MAKALAH
diajukan
sebagai tugas terstruktur
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen
Pengampu : Dani Ramdani, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusun
Oleh :
Neulis
Susanti
Solahuddin
Alghazali
Kosmara
Kelas :
Weekend
PRODI
EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH NAHDLATUL ULAMA (STIEBS NU)
GARUT
2020
M /1441 H
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makkiyah dan Madaniyah”. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan
juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dani Ramdani.Spd, M.pd. selaku
dosen mata kuliah Studi Ulumul Qur’an STIEBS NU GARUT yang telah memberikan
tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap Makkiyah dan Madaniyah.
Oleh sebab itu penting bagi kami adanya kritik, saran, dan usulan untuk
memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami
dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan juga dapat berguna bagi kami
pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata.
Garut, Maret 2020
Penulis
ii
KATA
PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................. 1
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
…………………………………….….. ..2
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................. 3
C. TUJUAN..................................................................................................................... 3
BAB II: PEMBAHASAN
A.
Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah................................................... 4
B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah...................................... 6
C. Macam
Makkiyah dan Madaniyyah........................................................... 6
D. Pengelompokan Surah Al-Qur’an
Berdasarkan Teori
Makkiyah
dan Madaniyyah............................................................................ 7
E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Makkiyah
……………………………………….…………........ 7
F. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah
…………………………………………………....... 8
G.
Kegunaan Studi Makkiyah dan Madaniyyah dalam
Penafsiran
Al-Qur’an........................................................................................ 8
BAB III: PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................................... 10
B. SARAN....................................................................................................................... 10
C. DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 11
Page | 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan dan dinamika
turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian
atau studi al-Qur’an. Salah satunya ialah istilah Makki dan Madani yang tak
lain juga disebut dengan Makkiyah dan
Madaniyah. Kedua kata tersebut di
ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Kata Makki dan Madani atau
yang biasa disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu dari
penjelasan jenis ayat-ayat / surah-surah yang ada dalam al-Qur’an.
Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu disiplin ilmu al-Qur’an yang
membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah dalam al-Qur’an.
Dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah atau Madaniyah
terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama’.
Para Ulama’ mengemukakan empat
prerspektif dalam mendefinisikan terminology Makkiyah dan Madaniyah.
Keempat perspektif itu adalah Masa turun (zaman
an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul),
obyek pembicaraan (mukhatab) dan tema
pembicaraan (maudu’).
Dalam perspektif masa turun, para
ulama’ mendefinisikan bahwa Makkiyah
ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah,
meskipun bukan turun di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah
adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah,
walaupun turun di Mekkah atau Arafah.
Dalam perspektif tempat turun,
didefinisikan bahwa Makkiyah ialah
ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang
diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Namun dari perspektif tersebut terdapat
kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak di
turunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf
[43]: 45 yang diturunkan di Baitul Muqaddas, Surah At-Taubah [9]: 42 yang
diturunkan di
Page | 2
Tabuk. Sehingga jika melihat definisi dari
perspektif tempat turun maka ayat-ayat tersebut tidak dapat di kategorikan
kedalam surah Makkiyah atau Madaniyah.
Di sisi lain, dalam perspektif
obyek pembicaraan didefinisikan bahwa Makkiyah
adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi
orang-orang Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah
ayat-ayat yang menjadi khitab bagi
orang-orang Madinah. Definis itersebut
dirumuskan oleh para ulama’ berdasarkan atas asumsi bahwa banyak ayat-ayat
al-Qur’an yang dimulai dengan“yaaayyuhaa
an-naas” yang menjadi criteria Makkiyah,
dan ungkapan“yaaayyuhaa al-lazina”yang
menjadi kriteria Madaniyah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Makkiyah
dan Madaniyah menurut beberapa teori
?
2. Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah ?
3. Apa saja macam-macam Makkiyah dan Madaniyah ?
4.
Bagaimana pengelompokan surah Al-Qur’an berdasarkan teori Makkiyah dan Madaniyah ?
5. Apa saja ciri-ciri yang menandakan surah
Al-Makkiyah ?
6. Apa saja cirri-ciri yang menandakan surag
Al-Madaniyah ?
7. Apa kegunaan studi Makkiyah dan Madaniyah
dalam penafsiran Al-Qur’an ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi-definisi Makkiyah dan Madaniyah dari berbagai teori.
2. Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah.
3. Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah.
4.
Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan surah Al-Qur’an berdasarkan
teori Makkiyah dan Madaniyah.
5. Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah
atau ayat-ayat Al-Makkiyah
6.
Untuk mengetahui ciri-ciri yang terdapat dalam surah atau ayat-ayat
Al-Madaniyah
7. Untuk mengetahui kegunaan studi Makkiyah dan Madaniyah dalam penafsiran Al-
Qur’an.
Page | 3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makkiyah dan
Madaniyyah
1. Teori Geografis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah, baik waktu turunnya
sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di
Madinah baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.1
Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an
yang tidak turun di wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya Q.S
At-Taubah: 42 adalah di Tabuk, Q.S Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina)
pada malam
Isra
Mi’raj.2
Hal ini
merujuk pada H.R
At-Thabrani dari Abu
Umamah: Rasulullah SAW
bersabda; Al-Quran di turunkan di
3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham. Walid
berkata: Maksudnya Baitul Maqdis?
Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk adalah lebih baik
2. Teori Historis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah
meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di Mina, Arafah atau
Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah,
meskipun ayat tersebut diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.3
Banyak sekali yang mendukung Teori ini. Mulai dari
Ulama Klasik, Modern, hingga ulama kontemporer saat ini. Adapun yang menjadi
kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah
Al-Qur’an, sehingga dapat dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai.
Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman bin Sa’id ad-Darimi
yang disandarkan pada Yahya bin Salam;4
Ayat yang
diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan
menuju
Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk kategori ayat
Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam

1 UIN Sunan
Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya,
UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7, hlm. 156.
2 Ibid, hal 158.
3 Ibid, hal 159.
4 Ibid, hal 160.
Page | 4
perjalanannya
setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat Madaniyah.
Sedangkan kelemahannya hanya terletak
pada kejanggalan beberapa ayat atau surah Al- Qur’an yang nyata-nyata turun di
Makkah tetapi karena turun sesudah Hijrah, lalu ia dianggap Madaniyah. Seperti
Q.S Al-Maidah; 3, Q.S An-Nisa; 8. Ayat tersebut turun di kota Makkah sewaktu
Nabi saw berada di dalam Ka’bah.5
3. Teori Subjektif
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada penduduk Mekkah
dengan panggilan “wahai manusia”, “wahai orang-orang yang ingkar”, “wahai anak
adam”. Sedangkan pengertian Madaniyah
adalah ayat yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan
“wahai orang-orang yang beriman”.6
Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat
dikenali dengan kriteria panggilan (nida, khitab) yang khas dari keduanya
tersebut.
Namun, teori ini banyak kelemahan pula di
antaranya: Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak
dapat mencakup seluruh ayat Al-
Qur’an.
Dari keseluruhan ayat Al- Qur’an yang berjumlah 6236 ayat, hanya ada
511 ayat yang dimulai dengan panggilan (nida), dan
dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan (nida) yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang
khas Madaniyah berjumlah 219 ayat.7
Selain itu, ada beberapa ayat yang dimulai dengan
panggilan (nida) bukan termasuk ayat Makkiyah seperti: Q.S Al- Baqarah: 21, Q.S
An-Nisa : 1, Q.S An-Nisa: 133
4. Teori Content Analysis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi
terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah
adalah ayat yang berisi tentang hudud, faraid, dan sebagainya.8
Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya,
Al-Hakim;9

5 Ibid, hal
161.
6 Ibid, hal 161.
7 Ibid, hal 163.
8 Ibid, hal 164.
9 Ibid, hal 165.
Page | 5
Semua
surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk Surah
Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia
masuk kategori Makkiyah.
B. Dasar Penetapan Makkiyah dan
Madaniyah
Ada dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk
kategori Makkiyah dan Madniyyah.
1.
Cara Sima’iy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah
yang diperoleh berdasarkan riwayat.
2.
Cara Qiyasiy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyyah
berdasarkan kriterianya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan
lain sebagainya.10
Dalam menentukan kategori Makkiyah
dan Madaniyyah menurut cara Qiyasiy
ada dua dasar yaitu:11
a.
Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah.
Maka surah tersebut disebut Makkiyah.
Begitu juga sebaliknya.
b. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas)
Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum hijrah),
maka surah tersebut disebut Makkiyah.
Begitu juga sebaliknya.
C.
Macam Makkiyah dan Madaniyyah
1. Surah Makkiyah
Murni
Yang termasuk kategori Surah Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya
berstatus Makkiyah secara ijma’ dan
tidak ada perbedaan tentang status tersebut.
2. Surah Madaniyah
Murni
Yang termasuk kategori surah Madaniyah murn adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya
berstatus Madaniyah secara ijma’ dan
tidak ada perbedaan tentang status tersebut.
3. Surah Makkiyah
yang berisi ayat Madaniyyah
Yang termsuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, akan tetapi didalamnya juga
memuat ayat-ayat Madaniyah atau ada
perbedaan tentang status tersebut.

10Ibid.,
hal 171.
11 Ibid., hal 171.
Page | 6
Yang termsuk kategori surah Madaniyah
yang berisi ayat Makkiyah adalah
surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Makiyyah atau ada perbedaan tentang
status tersebut.
D.
Pengelompokan
Surah Al-Qur’an Berdasarkan
Teori Makkiyah dan
Madaniyyah
Penulisan mushaf Al-Qur’an telah
dilakukan pada masa pemerintahan sahabat Utsman bin Affan yang didasarkan pada
modifikasi Al-Qur’an melalui dua tahap, yaitu tahap penelusuran melalui dat
tulisn ayat-ayat Al-Qur’an yang mendapat legalitas dari Rasulullah SAW dan
tahap penelusuran melalui data hafalan para sahabat yang telah ditashih oleh Rasulullah SAW.12
Ciri-ciri Surah atau Ayat Makkiyah dan Madaniyah adalah sebagai berikut13:
E.
Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan
Al-Makkiyah
1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan
Surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah memiliki ayat atau
suku kata yang pendek-pendek dan kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut
sangat mengesankan karena penuh dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan
perasaan. Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh. Banyak
qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah
pun juga sering kali bersifat kongkrit maupun realitis materialis. Dan juga di
dalam setiap surah atau ayat-ayat AL-Makkiyah terdapat lafadz Kalla dan Yaa Ayyuhannass.
2. Kandungan atau Isi
Ayat-ayat Al-Qur’an yang
diturunkan di Mekkah banyak berisikikan tentang ajakan untuk bertauhid,
beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada
yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-Makkiyah juga mengisahkan tentang para nabi
dan kehidupan umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah Allah SWT,
kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan, kedatangan hari
kiamat dan segala keringanannya, penjelasan tentang surga dan segala
kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya. Dan juga berisikan tentang
argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musyrik yaitu dengan mempergunakan
bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.

12Ibid.,
hal 175.
13 Rosihan Anwar, Ulum Al- Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 113.
Page | 7
F.
Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan
Al-Madaniyah
1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan
Ayat atau surah-surah yang menandakan A-Madaniyah
menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga
kokoh. Kata-kata atau kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga menggunakan
kalimat-kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan syariah. Serta dalam surat atau
ayat-ayat tersebut terkandung seruan “Yaa
Ayyuhalladzina aamanuu” dan identik dengan ayat yang panjang-panjang dengan
menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta
dapat memantapkan syariat.
2. Kandungan dan Isi
Di dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah
mengandung kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti;
perintah untuk beribadah serta beramal sholeh, perintah untuk berjihad,
perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam, perintah unutk berdakwah, dsb.
Dan juga di dalam surah-surah Al-Madaniyah disebutkan tentang orang-orang
munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta di dalam surah Al-Madaniyah
terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi tentang hukum
dan perundang-undangan.
G.
Kegunaan Mempelajari Teori Makkiyah dan Madaniyyah
Kegunaan mempelajari Teori
Makkiyah dan Madanniyah banyak sekali. Dalam hal ini, al-Zarqani di dalam
kitabnya Manahilul ’Irfan menerangkan sebagian daripada kegunaan teori ini,
ialah14 :
a.
Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat mana yang
Mansukh dan Nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu
masalah, sedang hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat itu bertentangan.
Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makkiyah, sedang ayat lainnya Madaniyah;
maka sudah tentu ayat yang Makkiyah itulah
yang di nasakh oleh ayat yang Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang terakhir turunnya.
b.
Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan
perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat
meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan islam di dalam
mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara masyarakat.
c.
Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian,
dan keaslian al-Qur’an, karena melihat besarnya perhatian umat islam sejak
turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an, sampai hal-hal
yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum
hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota
tempat tinggalnya (domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang
dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari dan siang

14Supiana
dan M. Karman, Ulumul Qur’an,
(Bandung, Pustaka Islamika:2002), Cet. 1, hlm. 103-104.
Page | 8
hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan
sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada
waktu turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.
Page | 9
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu kajian yang
membedakan fase penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam
tataran maupun dalam struktur. Sehingga dapat membuktikan bahwa teks merupakan
hasil dari interaksinya dengan realitas yang dinamis-historis.
2. Ada empat teori dalam menentukan pengertian Makkiyah dan Madaniyah;
a. Teori Mulahazah
Makan an-Nuzul (Teori Geografis).
b. Teori Mulahazah
Zaman an-Nuzul (Teori Historis).
c. Teori Mulahazah
Mukhatabin fi an-Nuzul (Teori Subjektif).
d. Teori Mulahazah
Ma Tadammanat an-Nuzul (Teori Konten Analisis).
3.
Ada dua cara untuk mengenali ayat dan surah yang termasuk dalam kategori
Makkiyah dan Madaniyah; yaitu cara
sima’iy dan qiyasiy. Dan dalam
menentukan suatu surah masuk dalam
kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasiy ada dua yaitu:
a. Dasar Aghlabiyah
(mayoritas)
b. Dasar Tabi’iyah
(kontinuitas)
4.
Ada empat macam kategori surah dalam Al Qur’an menurut perspektif Makkiyah dan Madaniyah, yaitu:
a. Surah Makkiyah murni
b. Surah Madaniyah murni
c. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
d. Surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah
B.
SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini,
kami mengharapkan masukan yang membangun. Semoga bermanfaat dan senantiasa
menjadi manusia yang selalu menjaga atau memelihara Al-Qur’an dengan baik.
Sebagai bahan kajian yang baik maka perlu untuk mengkaji setiap apa yang
disajikan di dalamnya.
Page | 10
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,
Rosihon. 2016. Ulum Al-Qur’an.
Bandung: Pustaka Setia.
Supiana
dkk, 2002. Ulumul Qur’an. Bandung:
Pustaka Islamika
UIN Sunan
Ampel. 2017. Studi Al-Qur’an. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.